RESENSI
Disusun untuk memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Filsafat Islam
Dosen Pengampu : Fairuzzabadi, M. Pdi
Kelas : A
Disusun oleh :
Dani Robbina (2021112137)
JURUSAN TARBIYAH / PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
Judul Buku :
Filsafat Islam Pendekatan Tematik
Pengarang :
DR.
Imam Khanafie Al-Jauharie, M.Ag.
Penerbit :
Stain Pekalongan Press
Tahun Terbit :
2010
Cetakan :
ke-IV
Halaman :
184
Tebal buku :
0,9cm
Biodata Penulis :
Terlahir di
sebuah pedesaan yang jauh dari bingar-bingar
dan kemewahan, kampung Seduri, Wonodadi, Blitar, pada 20 Nopember 1975. Masa
kanak-kanaknya dilalui dalam suasana Islam tradisional, pagi di sekolah Ma’arif
Ibtidaiyah, sore di Madrasah Ibtidaiyah dan malam ngaji bandongan dengan para
kyai kampung. Setelah tamat dari Madrasah Tsanawiyah Negeri Kunir, ia
sebenarnya sudah siap nyantri di Tambak Beras Jombang. Namun Proyek Depag
“memaksanya” untuk mengikuti pendidikan di madrasah Aliyah Program Khusus di
Surakarta.
Tahun 1993
mengambil jurusan Aqidah Filsafat di IAIN Walisongo Surakarta, dan tahun 1997
diperdalam di program magister di Semarang. Tahun 2000 mendapat kesempatan
memantapkan bidang kajian, Pemikiran Islam di Program Doktoral UIN Jakarta.
Pengalaman muhibah ilmiahnya diantaranya ke Saudi Arabia (1997), Malaysia
(2009), Australia (2010), Mesir dan Thailand (2011).
Diantara Buku
yang telah ditulisnya,Hermeneutika Islam
(2001), Pokok-Pokok Ajaran Kebangsaan
(2010) dan berbagai penelitan yang dilakukannya, diantaranya Tarekat Kebangsaan
(2012), Spiritualitas Batik Jlampang(2011) Peran Tarekat dalam Pengembangan
Emosi (2010), Corak Pemikiran Keislaman Dosen STAIN pekalongan (2006),
Kesehatan Reproduksi dalam Islam (2005), Gender dalam Spiritualitas Islam
(2004), Negara Syari’ah dan Negara Bangsa (2004), Dialog Islam dan Tasawuf
(2003), Transformasi Wacana Gender Kyai Pekalongan (2002), Manajemen Zakat
Infaq dan Shadaqah (2002), Fungsi Sosial Masjid di Kota Pekalongan (2001).
Karya yulis lainnya tersebar dalam berbagai jurnal kampus dan tulisan populer
untuk jama’ah pengajian yang diasuhnya di Griya Tirto Indah, Perum Gama Permai
dan Perum Gama Asri Kota Pekalongan.
SINOPSIS
Filsafat islam merupakan peran yang dimainkan
oleh kekuatan berfikir secara mendalam,
perenungan yang radikal yang kesemuanya bertumpu pada kekuatan akal dan rasio
yang telah mendapatkan otonomi atau amanat dari Tuhan. Dengan demikian peran
dan fungsi akal serta posisi akal dalam Islam, sama dengan keberadaan filsafat
Islam, yang keduanya digunakan dan dimanfaatkan untuk memudahkan pengabdian
manusia kepadaa Tuhannya. Oleh karena itu, posisi filsafat Islam sesungguhnya
sentral dalam keberagaman Islam, sebab islam adalah wahyu dan akal, sehingga
dalam pencapaian mengetahui Islam secara mendalam, diperlukan keduanya dalam menyelasaikan persoalan umat
Islam di dunia ini.
Selanjutnya perkembangan filsafat Islam dari
sebelum Islam sampai sesudah Islam mempunyai beberapa fase. Fase yang pertama
yaitu Fase Sebelum Islam, dimana Filsafat Islam pada saat itu belum lahir, yang
ada hanya pikiran Mesir Kuno, pikiran Sumeria, pikiran Babilonia, pikiran Cina,
pikiran Yunani dan lain sebagainya. Semuanya itu boleh jadi memberikan
sumbangan pada pembentukan Filsafat Islam, Akan tetapi yang Nampak sekali
hubungannya, bahkan menjadi sumber bagi filsafat Islam sebelum Islam ialah
Filsafat Yunani.
Fase yang kedua yaitu fase sesudah Islam.
Filsafat Islam setelah datangnya agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw.,
sebenarnya belum terlalu Nampak adanya, namun setelah wafatnya nabi, muncul
persoalan-persoalan yang sangat kompleks, situasi ini memunculkan
pemikiran-pemikiran yang baru yang bersumber dari akal. Sehingga bangsa arab
maupun lainnya mulai mempelajari buku-buku tentang filsafat yang diambil dari
filsafat yunani.
Setelah berkembangnya filsafat Islam, muncul
pemikiran-pemikiran tentang ajaran agama islam, yang pertama muncul adalah
makna Filsafat ke-Tuhanan. Pada dasarnya. Para filosof Islam dalam memahami
filsafat ke-Tuhanan, sebenarnya tidak mereka-reka Tuhan, mereka hanya berusaha
untuk mencari hakekat berke-Tuhanan, dengan maksud lebih meningkatkan keimanan
dan ketaqwaannya.
Didalam meningkatkan keimanannya, para
filosof juga mempelajari tentang makna kenabian. menurut mereka, Nabi adalah seorang
insan yang berkat pengaruh akal aktif (akal fa’al) terhadap daya indrawi
dan khayal telah memperoleh hakikat-hakikat yang juga diperoleh oleh para
filosof, melalui pendayagunaan akal teoritisnya secara optimal-maksimal sampai
pada kemampuan akal mustafadnya yang mampu berkomunikasi dengan akal aktif, dan
perbedaannya terletak pada cara menerima hakikat tersebut. Pada filosof,
hakikat itu diterima dari daya indrawi ke daya khayal, lalu daya berfikir yang
dapat berhubungandengan akal aktif. Sedangkan pada Nabi dimulai dari akal aktif
turun langsung kepadanya. Jadi sumber dari keduanya itu adalah satu, yaitu akal
aktif (akal fa’al).
Dalam pandangan filsafat Isalam, kebenaran
dan ilmu tidak berada di bawah kekuasaan hawa nafsu, karena akan melahirkan kerusakan.
Etika ilmu adalah kepihakan kepada kebenaran, pembebasan manusia dan
kemandirian yang tidak terkooptasi oleh sistem yang menindas. Dan manusia pada
hakikatnya merupakan ‘abd, sehingga manusia harus mewujudkan karya kesalehan di
muka bumi dan mengabdikan kemampuan kreatifitasnya untuk menjabarkan
hukum-hukum Allah baik hukum alam, hukum akal sehat maupun hukum moralitas
keagamaan. Oleh karena itu. Manusia sebagai hamba yang lemah harus taat dan
tunduk kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta ini.
Selanjutnya dalam filsafat Islam itu juga
dipelajari tentang metafisika Islam. Metafisika Islam ini dijadikan landasan
pendidikan, agar ilmu-ilmu tidak bersifat sekuler, namun setiap ilmu
pengetahuan yang berkembang didasari pada paham ketuhanan, sehingga ilmu
pengetahuan tidak berorientasi pada hal-hal yang bersifat materi saja tetapi
juga immateri, sehingga nantinya hasil pendidikan tidak bersifat sekuler, namun
memadukan keduanya. Dan dengan mempelajari metafisika kita dapat mengetahui
hakekat yang ada pada nafs Tuhan, tentang keghaiban para malaikat, jin dan
penalaran yang kita capai pada puncak pengetahuan alam ghaib.
Selain metafisika, filsafat Islam juga
memandang tentang estetika dalam Islam. Pada hakikatnya, estetika ( keindahan )
seperti yang nampak pada alam seisinya, sesungguhnya merupakan penjelmaan
dari cahaya keindahan Illahi, alam
diciptakan oleh Allah ysng merupakan keindahan yang abadi. Jadi Allah lah yang
menciptakan keindahan, sehingga sumber dari keindahan tidak lain adalah Allah.
Dan dengan itu manusia akan terarah untuk mencapai kebahagiaan yang sejati,
yang diperoleh melalui pengenalan sesuatu yang indah.
Yang terakhir dalam filsafat Islam adalah
eskatologi dalam Islam. Yaitu suatu paham yang bercorak kefilsafatan ynag
berusaha menjangkau kehidupan jangka panjang dengan cara hidup meninggalkan
kepentingan-kepentingan duniawi, dan menekankan dorongan-doronagan darah dan
mengutamakan kepentingan-kepentingan akhirat dan mengikuti secara total
bimbingan spiritualitas. Dalam konsep filsafat Islam, eskatologi sesungguhnya
menjadi upaya pemikiran transcendental untuk menyingkap kehidupan sesudah mati,
dan lebih mengetahui hakikat kehidupan sehingga perilakunya bisa berjalan
kearah yang benar.
KELEBIHAN
Dalam buku filsafat Islam ini, kelebihannya
adalah dengan pendekatan tematik, yaitu semua pandangan para filosof tentang Islam dijelaskan dalam buku ini.
Seperti tentang filsafat ketuhanan, filsafat kenabian, filsafat etika, dan lain
sebagainya. Dalam penulisannya juga sangat menarik. Yaitu dalam penjelasan
bab-babnya ada yang diberi kesimpulan, bahkan daftar pustakanya pun ditulis
langsung di akhir babnya. Jadi pembaca bisa mengetahui refresensi dari
penulisan buku ini.
KEKURANGAN
Kekurangan dari buku filsafat Islam ini.
Adalah pada penulisan kata yang masih ada
kesalahannya, tidak ada footnote, serta dalam pembahasan tema dalam
filsafat Islamnya, penulis tidak banyak memasukan filosof yang membahas dalam
tema tersebut, seperti tema filsafat etika, di buku itu hanya dijelaskan pandangan
etika dari Ibnu miskawaihnya saja, filosof seperti Al-Ghozali tidak
dicantumkan. Sehingga dari pembaca kurang wawasan dalam memahami tema-tema
dalam buku filsafat Islam tersebut.
KESIMPULAN
Dalam
buku filsafat Islam ini. Menurut saya cukup bagus. Karena didalam pembahasanya
diuraikan tema-tema yang ada dalam pandangan para tokoh filsafat Islam.
Sehingga para mara pembaca tidak jauh pemahamanya dalam mepelajarinya. Dan tak
salah jika buku filsafat Islam ini diberi judul “Filsafat Islam Pendekatan Tematik” karena sesuai dengan isi bukunya. Pada isi
babnya juga di beri kesimpulan dan daftar isinya juga, Agar pembaca mudah
merujuk buku-buku yang berkaitan dengan buku ini. Akhirnya buku ini pantaslah
dibaca oleh para pelajar, mahasiswa, pengajar, maupun orang biasa. Karana
dengan membaca buku ini kita bisa lebih mengetahui Ajaran Islam secara lebih
mendalam sehingga akan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah
SWT.