BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persoalan pendidikan adalah sesuatu yang tak pernah habis
untuk dibahas, selalu ada saja hal-hal dapat diperbincangkan terutama dari segi
pelaksanaan pembelajaran. Ada satu hal yang dalam proses pendidikan di sekolah
yang merupakan satu sisi terpenting untuk mendapatkan hasil maksimal dari
prestasi belajar siswa serta menumbuhkan sikap positif terhadap proses
belajarnya yakni persoalan feedback (umpan balik) dalam
pembelajaran.
Dengan umpan balik perkembangan siswa akan mampu untuk
memantau sendiri dengan sukses, memiliki aspirasi yang lebih tinggi untuk
pencapaian lebih lanjut, kepuasan pribadi yang lebih besar, dan kinerja yang
lebih tinggi secara keseluruhan.
Pada makalah ini akan dibahas pengertian, tujuan dan fungsi
umpan balik serta teknik bagaimana mendapatkan umpan balik yang tepat.
Diantaranya dengan memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat
bantu akseptabel, dan menggunakan metode yang bervariasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Umpan Balik
Umpan
balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya
kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil
belajarnya.[1]
Umpan
balik tidak akan membantu belajar jika siswa tidak mengerti bahan yang harus
dikuasainya dahulu sebelum mempelajari hal yang diteskan itu, atau hanya
mengerti sedikit atau sama sekali tidak mengerti isi pelajaran pada waktu
tes itu disajikan. Hal ini menunjukan pentingnya memeriksa tes siswa dan
memperbaiki kesalahannya. Umpan balik dalam kajian ini adalah pemberian
informasi mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa atas soal atau pertanyaan
yang diberikan, disertai dengan informasi tambahan berupa penjelasan letak
kesalahan.
Melalui
umpan balik seorang siswa dengan mengetahui sejauh mana bahan yang telah
diajarkan dapat dikuasainya serta dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri atau
dengan kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu
sendiri.[2]
Sedangkan
bagi guru dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauh mana materi yang
diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya umpan balik dalam pembelajaran
dikelas berguna untuk membantu siswa belajar secara berkelompok maupun
perorangan mengenai kemampuannya sehingga dapat melatih suatu ketrampilan.
Dengan
demikian, dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, pemberian umpan balik
sangat diperlukan terlebih jika ditinjau dari penerapan konsep belajar tuntas (mastery
learning) yang menghendaki semua siswa dapat mencapai tujuan yang
dirumuskan secara maksimal.[3]
B.
Tujuan Umpan Balik
Pengajar
perlu mengetahui sejauhmana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti murid,
karena disinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan pelajaran dengan bahan
berikutnya. Bila murid belum mengerti bagian tertentu, pengajar harus mengulang
lagi penjelasannya. Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya
bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah
dibahas.
Pengajar
dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara:
1. Lewat informasi sederhana dari murid
melalui pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam
pelajaran.
2. Lewat informasi tertulis yang
diperoleh melalui ujian singkat.
Setiap
umpan balik pengajaran menentukan isi pelajaran berikutnya, oleh karena itu
jelas, bahwa umpan balik tidak hanya perlu bagi guru tetapi juga murid.[4]
C.
Fungsi Umpan Balik
1.
Fungsi Informasional
Tes
sebagai alat penilaian hasil pencapaian hasil belajar. Dengan demikian dapat
memberikan informasi sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat
diupayakan umpan balik pengayaan atau perbaikan.
2.
Fungsi Motivasional
Dengan
pemberian umpan balik, maka tes berfungsi sebagai motivator bagi siswa untuk
belajar. Upaya tersebut antara lain:
a.
Diupayakan kaitan yang jelas antara prosedur penyajian umpan
balik dengan akibat-akibatnya. Misalnya disampaikan kepada siswa bahwa dengan
adanya umpan balik itu ditetakan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas
boleh mengikuti pelajaran selanjutnya. Yang mendapat nilai kurang dari 70 harus
mengulangi seluruh materi pelajaran yang diajarkan pada waktu itu.
b.
Menjaga kerahasiaan pribadi siswa yang menerima umpan balik
dengan cara memberikan komentar atau saran perbaikan langsung dalam kertas
pekerjaan siswa.
3.
Fungsi Komunikasional
Pemberian
umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil
evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya perbaikan jawaban
siswa. Dengan demikian melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya.[5]
D.
Teknik-teknik Mendapatkan Umpan
Balik
Untuk
mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai
dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual,
teknik-teknik tersebut antara lain:[6]
1.
Memancing Apersepsi Anak Didik.
Anak didik
adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan
perkembangan dan pertumbuhannya. Latar belakang kehidupan sosial anak penting
untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui dari mana anak berasal,
dapat membantu guru untuk memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang dipunyai anak
adalah hal yang sangat membantu untuk memancing perhatian anak. Anak biasanya
senang membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya.
Pengalaman
anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi
yang dipunyai oleh anak. Pengalaman atau pengetahuan anak tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan
diberikan, sehingga anak terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan
demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik
dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik
untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.
Bahan
apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
2.
Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
Bahan
pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari
yang mudah, sedang, sampai ke yang sukar. Tinjauan
mengenai sifat bahan ini dikarenakan dalam setiap kali proses belajar mengajar
berlangsung ada di antara anak didik yang kurang mampu memproses atau mengolah
bahan dengan baik, sehingga pengertian pun sukar didapatkan. Inteligensi adalah
faktor lain yang menyebabkannya sukar dipahaminya penjelasan guru juga menjadi
faktor penyebabnya. Guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi
dari bahan pelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk
membantu memperjelas isi dari bahan. Dalam dunia pengajaran dan pembelajaran,
alat bantu yang dimaksud biasanya disebut media dalam pembelajaran itu sendiri.
Alat bantu
yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang jitu untuk meningkatkan
perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Umpan
balik pun terjadi seiring dengan proses belajar anak didik yang berkelanjutan.[7]
Dalam
bidang pendidikan, Association for educational Communications and
Technology (AECT), yaitu suatu asosiasi yang bergerak dalam bidang
teknologi komunikasi dan pendidikan, mendefinisikan media sebagai segala bentuk
yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Telah disinggung di atas bahwa
penggunaan alat bantu/ media untuk memperjelas bahan pelajaran.
Adapun
manfaat dari penggunaan alat bantu/ media dalam pembelajaran adalah:
a.
Untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa
b.
Proses belajar menjadi lebih menarik
c.
Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
d.
Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
e.
Meningkatkan kualitas belajar siswa
3.
Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
Proses
belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk
kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru
berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua
potensi kelas yang ada. Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting
bagi seoranga anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa
motivasi untuk belajar. Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak
didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu:
a.
Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
b.
Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran
c.
Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak
didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di
kemudian hari
d.
Membentuk kebiasaan belajar yang baik
e.
Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual
maupun kelompok
f.
Menggunakan metode yang bervariasi
Kemudian
ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat
anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu:
a)
Memberi Angka: Angka dimaksud sebagai simbol atau nilai dari
hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan guru kepada setiap
anak didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh
dari hasil penilaian guru.
b)
Hadiah: Sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai
penghargaan, biasanya disesuaikan dengan prestasi yang dicapai siswa.
c)
Pujian: Alat motivasi yang positif, guru dapat memakai
pujian untuk menyenangkan perasaan siswa serta dapat mengarahkan kegiatan anak
didik pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
d)
Gerakan tubuh: bentuk mimik yang cerah, dengan senyum,
mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu,
menggelengkan kepala, menaikkan tangan dan lain-lain, adalah sejumlah gerakan
fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak didik, misalnya diamnya guru
dapat diartikan oleh anak didik sebagai menyuruh mereka untuk mengakhiri
kegaduhan dikelas, karena kedaan kelas yang gaduh pelajaran tidak dapat
diberikan.
e)
Memberi Tugas: suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan
untuk diselesaikan.
f)
Memberi Ulangan: salah satu strategi yang penting dalam
pengajaran, sebab dengan ulangan guru ingin mengetahui sejauh mana hasil pengajaran
yang telah dilakukan.
g)
Hukuman: merupakan reinforcement yang
negatif, anak didik yang merasa mendapat sanksi, sadar atas kesalahan yang ia
lakukan dan tentu saja dia tidak akan mengulangi kembali perbuatannya itu.
Beberapa
hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta
didik, antara lain:
a.
Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi
positif.
Sikap guru
tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias, serta dimulai dan
pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas berpotensi,
merupakan faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta
didik. Segala bentuk penampilan guru akan membiasa mewarnai sikap para peserta
didiknya.
Bila
tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif
pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu
menunjukkan keseriusannya terhadap pelaksanaan proses, serta dapat meyakinkan
bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat
penting bagi peserta didik, sehingga akan tumbuh minat yang kuat pada diri para
peserta didik yang bersangkutan.
b.
Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran.
Bila
peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka
ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara
aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru berkewajiban memberi
penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran itu
harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka peroleh. Selain itu
hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan kesepakatan bersama dengan para
peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku agar kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.
c.
Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang
mendukung.
Bila di
dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang
menarik dan cukup untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar maka hal
itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Begitu pula halnya
dengan faktor situasi dan kondisi lingkungan yang juga penting untuk
diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak semangat dan keaktifan
peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.
d.
Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta
didik
Agar
kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik
dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat
berlangsung dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu.
Sehingga kemampuan individu, pendapat atau gagasan, maupun keberadaannya perlu
diperhatikan dan dihargai. Dan yang penting lagi guru hendaknya rajin
memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta didik, antara lain dengan
mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain memberikan selamat
atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau bentuk penghargaan
lainnya.
e.
Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan
oleh guru di dalam proses belajar mengajar.
Perlu
diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh guru di dalam
pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu berpengaruh negatif
terhadap kegiatan selanjutnya. Penerapan peraturan yang tidak konsisten, tidak
adil, atau kesalahan perlakuan yang lain akan menimbulkan kekecewaan dari para
peserta didik, dan hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar
peserta didik. Karena itu di dalam memberikan sanksi harus sesuai dengan
ketentuannya, memberi nilai sesuai kriteria, dan memberi pujian tidak pilih
kasih. [9]
4.
Menggunakan Metode yang bervariasi
Proses
belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang
beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu mengembangkan
kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang
akan diajarkan.
Menurut
DR. Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat dan cepat, kata cepat
dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien. Di
sini seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam
mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan muridnya dan metode dalam
pembelajaran. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami
murid secara sempurna, dalam hal ini ialah pengajaran yang berfungsi pada
murid. Berfungsi artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan
mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran cepat adalah pengajaran yang tidak
memerlukan waktu yang lama, artinya pengajaran tersebut difasilitasi alat–alat
pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi yang
diajarkan.[10]
Metode
adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar.
Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan itu
tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan
metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam
menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan
dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak
didik.[11]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari
tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan
pencapaian/hasil belajarnya. Melalui umpan balik seorang siswa dengan
mengetahui sejauh mana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya serta dapat
mengoreksi kemampuan diri sendiri atau dengan kata lain sebagai sarana koreksi
terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.
Sedangkan bagi guru dengan umpan balik ia dapat mengetahui
sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya umpan
balik dalam pembelajaran dikelas berguna untuk membantu siswa belajar secara
berkelompok maupun perorangan mengenai kemampuannya sehingga dapat melatih
suatu ketrampilan.
Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai
dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas.
Fungsi Umpan Balik:
a.
Fungsi Informasional
b.
Fungsi Motivasional
c.
Fungsi Komunikasional
Teknik mendapatkan umpan balik yang tepat. Diantaranya:
a.
Memancing apersepsi anak didik
b.
Memanfaatkan taktik alat bantu yang akseptabel
c.
Memilih bentuk motifasi yang akurat
d.
Menggunakan metode yang bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim, Zainal. 2009. Strategi dan Metode
Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Add. Rooljakkers. 1991. Mengajar dengan Sukses.
Jakarta: PT Grasindo
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan
Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.
Tafsir, Ahmad. 2007. Metodologi Pengajaran Agama
Islam, Jakarta: PT Remaja Rosda Karya.
[2] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 2000), hal. 208
[3] Zainal Mustakim, Strategi
dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hal.
190
[4] Add.Rooljakkers, Mengajar dengan
Sukses, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hal. 11-12
[5] Zainal Mustakim, Op. Cit., hal. 194-197
[6] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 140-158
[7]
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hal. 161-166
[9] Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hal.
166-176
[10]
Ahmad
Tafsir. Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Remaja
Rosda Karya, 2007), hal. 34-38
[11]
Syaiful Bahri Djamarah, Op.
Cit., hal. 177-178
1 komentar
infonya sangat bermanfaat bagi ane
mesin pemisah lcd
Posting Komentar