Diberdayakan oleh Blogger.

pencarian

Total Tayangan

Post Populer

Blogger templates

Blogroll

Minggu, 10 Mei 2015

MAKALAH TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Persoalan pendidikan adalah sesuatu yang tak pernah habis untuk dibahas, selalu ada saja hal-hal dapat diperbincangkan terutama dari segi pelaksanaan pembelajaran. Ada satu hal yang dalam proses pendidikan di sekolah yang merupakan satu sisi terpenting untuk mendapatkan hasil maksimal dari prestasi belajar siswa serta menumbuhkan sikap positif terhadap proses belajarnya yakni persoalan feedback (umpan balik) dalam pembelajaran.
Dengan umpan balik perkembangan siswa akan mampu untuk memantau sendiri dengan sukses, memiliki aspirasi yang lebih tinggi untuk pencapaian lebih lanjut, kepuasan pribadi yang lebih besar, dan kinerja yang lebih tinggi secara keseluruhan.
Pada makalah ini akan dibahas pengertian, tujuan dan fungsi umpan balik serta teknik bagaimana mendapatkan umpan balik yang tepat. Diantaranya dengan memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel, dan menggunakan metode yang bervariasi.













BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Umpan Balik
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya.[1]
Umpan balik tidak akan membantu belajar jika siswa tidak mengerti bahan yang harus dikuasainya dahulu sebelum mempelajari hal yang diteskan itu, atau hanya mengerti sedikit atau sama sekali tidak mengerti  isi pelajaran pada waktu tes itu disajikan. Hal ini menunjukan pentingnya memeriksa tes siswa dan memperbaiki kesalahannya. Umpan balik dalam kajian ini adalah pemberian informasi mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa atas soal atau pertanyaan yang diberikan, disertai dengan informasi tambahan berupa penjelasan letak kesalahan.
Melalui umpan balik seorang siswa dengan mengetahui sejauh mana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya serta dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri atau dengan kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.[2]
Sedangkan bagi guru dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya umpan balik dalam pembelajaran dikelas berguna untuk membantu siswa belajar secara berkelompok maupun perorangan mengenai kemampuannya sehingga dapat melatih suatu ketrampilan.
Dengan demikian, dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, pemberian umpan balik sangat diperlukan terlebih jika ditinjau dari penerapan konsep belajar tuntas (mastery learning) yang menghendaki semua siswa dapat mencapai tujuan yang dirumuskan secara maksimal.[3]
B.  Tujuan Umpan Balik
Pengajar perlu mengetahui sejauhmana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti murid, karena disinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan pelajaran dengan bahan berikutnya. Bila murid belum mengerti bagian tertentu, pengajar harus mengulang lagi penjelasannya. Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas.
Pengajar dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara:
1.     Lewat informasi sederhana dari murid melalui pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran.
2.     Lewat informasi tertulis yang diperoleh melalui ujian singkat.
Setiap umpan balik pengajaran menentukan isi pelajaran berikutnya, oleh karena itu jelas, bahwa umpan balik tidak hanya perlu bagi guru tetapi juga murid.[4]
C.  Fungsi Umpan Balik
1.    Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilaian hasil pencapaian hasil belajar. Dengan demikian dapat memberikan informasi sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik pengayaan atau perbaikan.
2.    Fungsi Motivasional
Dengan pemberian umpan balik, maka tes berfungsi sebagai motivator bagi siswa untuk belajar. Upaya tersebut antara lain:
a.       Diupayakan kaitan yang jelas antara prosedur penyajian umpan balik dengan akibat-akibatnya. Misalnya disampaikan kepada siswa bahwa dengan adanya umpan balik itu ditetakan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas boleh mengikuti pelajaran selanjutnya. Yang mendapat nilai kurang dari 70 harus mengulangi seluruh materi pelajaran yang diajarkan pada waktu itu.
b.    Menjaga kerahasiaan pribadi siswa yang menerima umpan balik dengan cara memberikan komentar atau saran perbaikan langsung dalam kertas pekerjaan siswa.
3.    Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya perbaikan jawaban siswa. Dengan demikian melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya.[5]
D.  Teknik-teknik Mendapatkan Umpan Balik
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual, teknik-teknik tersebut antara lain:[6] 
1.    Memancing Apersepsi Anak Didik.
Anak didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Latar belakang kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui dari mana anak berasal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang dipunyai anak adalah hal yang sangat membantu untuk memancing perhatian anak. Anak biasanya senang membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya.
Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pengalaman atau pengetahuan anak tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga anak terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.
Bahan apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
2.    Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari yang mudah, sedang, sampai ke yang sukar. Tinjauan mengenai sifat bahan ini dikarenakan dalam setiap kali proses belajar mengajar berlangsung ada di antara anak didik yang kurang mampu memproses atau mengolah bahan dengan baik, sehingga pengertian pun sukar didapatkan. Inteligensi adalah faktor lain yang menyebabkannya sukar dipahaminya penjelasan guru juga menjadi faktor penyebabnya. Guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi dari bahan pelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan. Dalam dunia pengajaran dan pembelajaran, alat bantu yang dimaksud biasanya disebut media dalam pembelajaran itu sendiri.
Alat bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang jitu untuk meningkatkan perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar anak didik yang berkelanjutan.[7]
Dalam bidang pendidikan, Association for educational Communications and Technology (AECT), yaitu suatu asosiasi yang bergerak dalam bidang teknologi komunikasi dan pendidikan, mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Telah disinggung di atas bahwa penggunaan alat bantu/ media untuk memperjelas bahan pelajaran.
Adapun manfaat dari penggunaan alat bantu/ media dalam pembelajaran adalah:
a.    Untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa
b.    Proses belajar menjadi lebih menarik
c.     Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
d.   Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
e.    Meningkatkan kualitas belajar siswa
f.     Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.[8]
3.    Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seoranga anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu:
a.    Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
b.    Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran
c.    Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari
d.   Membentuk kebiasaan belajar yang baik
e.    Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
f.     Menggunakan metode yang bervariasi
Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu:
a)    Memberi Angka: Angka dimaksud sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan guru kepada setiap anak didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru.
b)    Hadiah: Sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan, biasanya disesuaikan dengan prestasi yang dicapai siswa.
c)    Pujian: Alat motivasi yang positif, guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan siswa serta dapat mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
d)   Gerakan tubuh: bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, menggelengkan kepala, menaikkan tangan dan lain-lain, adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak didik, misalnya diamnya guru dapat diartikan oleh anak didik sebagai menyuruh mereka untuk mengakhiri kegaduhan dikelas, karena kedaan kelas yang gaduh pelajaran tidak dapat diberikan.
e)    Memberi Tugas: suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan.
f)    Memberi Ulangan: salah satu strategi yang penting dalam pengajaran, sebab dengan ulangan guru ingin mengetahui sejauh mana hasil pengajaran yang telah dilakukan.
g)    Hukuman: merupakan reinforcement yang negatif, anak didik yang merasa mendapat sanksi, sadar atas kesalahan yang ia lakukan dan tentu saja dia tidak akan mengulangi kembali perbuatannya itu.
Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik, antara lain:
a.    Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif.
Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias, serta dimulai dan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas berpotensi, merupakan faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membiasa mewarnai sikap para peserta didiknya.
Bila tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunjukkan keseriusannya terhadap pelaksanaan proses, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, sehingga akan tumbuh minat yang kuat pada diri para peserta didik yang bersangkutan.
b.    Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran.
Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan kesepakatan bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.
c.    Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung.
Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang menarik dan cukup untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Begitu pula halnya dengan faktor situasi dan kondisi lingkungan yang juga penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.

d.   Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik
Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat berlangsung dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu. Sehingga kemampuan individu, pendapat atau gagasan, maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Dan yang penting lagi guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta didik, antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau bentuk penghargaan lainnya.
e.    Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses belajar mengajar.
Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh guru di dalam pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu berpengaruh negatif terhadap kegiatan selanjutnya. Penerapan peraturan yang tidak konsisten, tidak adil, atau kesalahan perlakuan yang lain akan menimbulkan kekecewaan dari para peserta didik, dan hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar peserta didik. Karena itu di dalam memberikan sanksi harus sesuai dengan ketentuannya, memberi nilai sesuai kriteria, dan memberi pujian tidak pilih kasih. [9]
4.    Menggunakan Metode yang bervariasi
Proses belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu mengembangkan kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang akan diajarkan.
Menurut DR. Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat dan cepat, kata cepat dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien. Di sini seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan muridnya dan metode dalam pembelajaran. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna, dalam hal ini ialah pengajaran yang berfungsi pada murid. Berfungsi artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran cepat adalah pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama, artinya pengajaran tersebut difasilitasi alat–alat pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi yang diajarkan.[10]
Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak didik.[11]














BAB III
PENUTUP

Simpulan
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya. Melalui umpan balik seorang siswa dengan mengetahui sejauh mana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya serta dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri atau dengan kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.
Sedangkan bagi guru dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya umpan balik dalam pembelajaran dikelas berguna untuk membantu siswa belajar secara berkelompok maupun perorangan mengenai kemampuannya sehingga dapat melatih suatu ketrampilan.
Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas.
Fungsi Umpan Balik:
a.    Fungsi Informasional
b.    Fungsi Motivasional
c.    Fungsi Komunikasional
Teknik mendapatkan umpan balik yang tepat. Diantaranya:
a.    Memancing apersepsi anak didik
b.    Memanfaatkan taktik alat bantu yang akseptabel
c.    Memilih bentuk motifasi yang akurat
d.   Menggunakan metode yang bervariasi






DAFTAR PUSTAKA

Mustakim, Zainal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Add. Rooljakkers. 1991. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.
Tafsir, Ahmad. 2007. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Remaja Rosda Karya.



[1] Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hal. 148
[2] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 2000), hal. 208
[3] Zainal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hal. 190
[4] Add.Rooljakkers, Mengajar dengan Sukses, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hal. 11-12
[5] Zainal Mustakim, Op. Cit., hal. 194-197
[6] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 140-158 
[7] Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hal. 161-166
[8] Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal.70
[9] Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hal. 166-176
[10] Ahmad Tafsir. Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Remaja Rosda Karya, 2007), hal. 34-38
[11] Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hal. 177-178

1 komentar

Shikamaru Nara 21 Juli 2020 pukul 02.04

infonya sangat bermanfaat bagi ane
mesin pemisah lcd

Posting Komentar