MAKALAH
STUDI TENTANG POTRET SISTEM PENDIDIKAN DI INGGRIS
PENDAHULUAN
Sistem
pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu keguanaan
penting sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan perbandingan bagi
negara lain. Jadi, negara-negara lainpun dapat mencari dan menemukan beberapa
persamaan dan perbedaan antara sistem pemerintahannya.
Tujuan
selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang dianggap
lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan perbandingan tadi. Mereka bisa
pula mengadopsi sistem pemerintahan negara lain sebagai sistem pemerintahan
negara yang bersangkutan.
Negara Inggris ini menerapkan sistem pemerintahan parlementer
dengan bentuk pemerintahan monarki konstitusional (monarki parlementer). Dimana
kekuasaan pemerintah terdapat pada perdana
menteri dan menteri (bisa juga disebut kabinet).
PEMBAHASAN
A. Potret Sistem
Pemerintahan Inggris
Inggris
adalah sebuah negara kesatuan (Unitary State) dengan sebutan United Kingdom
yang terdiri dari: England, Wales, dan Irlandia Utara.Pemerintahannya berbentuk
Monarki dan sistem kenegaraan yang terdesentralisasi. Negara Inggris menganut
sistem pemerintahan parlementer dimana kekuasaan pemerintah terdapat pada
perdana menteri dan menteri (bisa juga disebut kabinet). Sedangkan kekuasaan
sebagai kepala negara berada di tangan Ratu. Seperti teori dari sistem
pemerintahan parlementer, Ratu tidak mempunyai kekuasaan politik karena Ratu hanya
berperan sebagai simbol kedaulatan dan persatuan negara.
Negara
yang terbentuk pada 1 Mei 1707 ini menerapkan sistem pemerintahan parlementer
dengan bentuk pemerintahan monarki konstitusional (monarki parlementer).
Kekuasaan legislatif berada di tangan parlemen atau biasa disebut House of
commons dan House of Lords. Di negara ini yang berhak untuk membubarkan
parlemen adalah badan eksekutif yang anggotanya terdiri dari Raja/ratu serta
kabinet. Negara Inggrs ini juga menerapkan sistem dua partai (two party
system), yaitu partai konservatif dan partai buruh. Kedua partai ini selalu
bersaing.
Berikut
ini adalah skema sistem pemerintahan yang berjalan di Negara Inggris:
Keterangan
:
# House
of Lords: anggotanya sekitar 1200 orang yang terdiri dari Uskup Agung gereja
Inggris, para keluarga bangsawan, serta orang-orang yang dianggap berjasa terhadap
negara.
# House
of Commons: anggotanya berjumlah sekitar 659 orang yang dipilih dengan equal
size districts (sistem distrik dengan porsi yang sama). Masa tugasnya selama 5
tahun. Atas dasar kebutuhan politik, Perdana Menteri akan menetapkan pemilihan
dan jika kabinet mendapat mosi tidak percaya atau gagal, maka kabinet tersebut
harus membubarkan diri. Partai yang memenangkan pemilu berhak untuk membentuk
kabinet.
#
Mahkamah Agung: merupakan badan peradilan yang ditunjuk oleh kabinet namun
dalam menjalankan tugasnya mereka menjalankan peradilan yang bebas dan tidak
memihak.
B.
Demografi dan Income Negara
Pemakaian nama Inggris dalam pengertian
negara kadangkala dapat membingungkan karena kata itu merupakan terjemahan dari
kata “England”, sedangkan England hanya merupakan salah satu bagian saja
dari “The United Kingdom of Great Britain” yang lazim disingkat UK.
Baian lain dari UK adalah Wales, Scotland, dan Northern Ireland. UK
berpenduduk kurang dari 60 juta
orang dengan luas wilaya kira-kira 24,4 juta hektar.
Imigrasi telah memberikan
pengaruh yang sangat penting terhadap system pendidikan di UK.
Kelompok-kelompok minoritas etnis kebanyakan terkonsentrasi di tempat-temat
tertentu dan di bagian yang sangt luas dalam kota, terutama di kota London. Hal ini
menuntut perhatian khusus mengenai keperluan mereka terutama menyangkut bahasa
dan budaya yang berbeda-berbeda. Tuntutan kebahasaan ni sangat terasa di daerah
Wales dan Scotland (Skotlandia) karena bahasa asli penduduk di
daerah itu masih dipakai dan diajarkan di beberapa sekolah.
Mata
pencaharian kepala keluarga sering dipakai untuk menentukan kelas sosial
masyarakat. Pada umumnya, hasil pendidikan anak-anak, apakah itu kemampuanya
dalam ujian membaca dan berhitung atau tingkat pendidikan yang diperoleh,
berkaitan erat dengan pengangguran. Pada tahun 1980, misalanya, kira-kira 1/3
laki-laki penganggur tidak punya keterampilan. Umur juga berkaitan dengan
pengangguran; lebih dari 40% dari penganggur di UK berumur di bawah 25 tahun.
Kekhawatiran
pemerintah atas dampak resesi ekonomi dan
pengangguran yang tinggi di UK telah menuntut perubahan sistem pendidikan agar
mampu menurunkan ingkat pengangguran itu serta meratakan jalan ke arah pemulihan
perekonomian negara. Usaha ini keliatan antara lain pada sekolah-sekolah yang
lebih menitik beratkan pada mempersiapkan generasi muda untuk pasar kerja; perguruan
tinggi berpartisipasi dalam pengadaan latihan-latihan bagi anak-anak muda
penganggur, juga bagi orang-orang dewasa. Pendidikan tinggi didorong
memberkan priortas pada disiplin-disiplin ilm yang teknologis yang pening bagi
perekonomian negara.
C.
Filsafat pendidikan dan Orientasi Pendidikan
Pendidikan di UK dimulai semenjak seabad yang lalu ketika beberapa
buah universitas membentuk Ketua Jurusan Pendidiakn. Para pejabat ini merasa
perlu dan memberikan perhatian besar terhadap pengkajian yang sistematis
tentang pendidikan dengan pendekataan yang ilmiah atas pengkajian itu. Pada
tahap awal perhatian difokuskan pada psikologi, sejarah, dan studi
perbandingan. Namun demikian dalam bidang tes mental dan perkembangan anak
memberikan pengaruh yang penting terhadap praktek-praktek pendidikan.
D.
Kebijakan di Bidang Pendidikan Agama
Pendidikan
Agama Islam tidak masuk dalam kurikulum, karena di Inggris tidak ada kewajiban
memeluk agama (atheisme), tidak seperti negera Indonesia serta karena
kebanyakan mereka adalah pemeluk Katolik. Tetapi, untuk sekolah yang berbasis
Islam contohnya di British, ada pelajaran PAI, karena mayoritas dari
orang-orang Pakistan.
Undang-Undang pendidikan 1994
(di tetapkan pada saat imigran
masyarakat muslim mulai di persoalkan) menyatakan pelajaran, pelajaran di
sekolah di mulai dengan sesi pertemuan berupa pembacaan perjanjian lama
dan baru. Hal ini membuat Kristianitas
menjadi elemen dasar pendidikan sipil dan melestarikan identitas Kristen. Ketika anak-anak generasi
pertama keluarga muslim masuk ke dalam sistem pendidikan inggris pada akhir
1960-an, para aktivis masjid dan kelompok-kelompok islam menghadapi persoalan
kultural yang sangat serius, karena teman-teman sebaya mereka yang berasal dari
latar belakang kultural yang berbeda, sedangkan orang tua mereka tetap tinggal
di kalangan orang muslim.
Karena khawatir akan mempengaruhi identitas islam maka pada
tahun 1966 lahirlah Muslim Educational
Trust. Organisasi yang muncul dari gerakan mawdudi ini di pimpin seorang
dosen studi bisnis di sebuah universitas Bengali yang mengabdikan energinya
untuk dakwah islam ke seluruh dunia. Publikasi perserikatan yang didesain untuk
melestarikan identitas cultural islam yang spesifik dan mencegah asimilasi para
pelajar muslim dalam masyarakat Inggris. Pendidikan agama islam di Inggris yang
di harapkan dapat menjaga identitas anak-anak muslim dari pengaruh masyarakat
barat yang permisif dan matrealistik di pandang tidak memadai. Dan
disekolah-sekolah negeri, ajaran Kristen mendominasi kurikulum, terutama dalam
pelajaran sejarah dan bahasa inggris.
Muslim Educational Trust menuntut dua bentuk tuntutan, Pertama, menuntut sejumlah ketetapan yang memungkinkan para
pelajar muslim dapat menjalankan hokum islam secara ketat dengan memberikan
elonggaran atas beberapa peraturan umum. Kedua
menuntut perbaikan muatan kurikulum karena dianggap mengarah kepada budaya
permisif dan erat dengan nilai Kristen.
E.
Kebijakan di Bidang
Manajemen Pendidikan Formal dan Pendidikan Non Formal
1. Sistem
Pendidikan Formal Inggris (UK)
Pendidikan di UK diatur dan diawasi oleh Department for Education dan Department for Business, Innovation and Skills.
Otoritas lokal bertanggung jawab menerapkan kebijakan untuk pendidikan dan
sekolah negeri di tingkat lokal. Di UK terdapat lebih dari 3.000
sekolah/institusi pendidikan yang menerima pelajar internasional di berbagai
level dengan ribuan pilihan bidang studi. Terdapat beragam akses pendidikan dan
pelatihan di UK, yang mengkombinasikan berbagai macam pilihan bidang studi sesuai
dengan kebutuhan, minat dan kemampuan.
Sistem pendidikan di UK
terbagi menjadi 4 bagian utama, yakni primary education, secondary
education, further educationdan higher education.
Pelajar di UK diwajibkan mengikuti pendidikan dasar dan menengah yang dimulai
ketika berumur lima (5) tahun hingga umur 16 tahun. Secara singkat sistem
pendidikan dasar di UK dibagi menjadi tahapan penting atau ‘key stages’ sebagai berikut:
1. Key Stage 1 – 5 hingga 7 tahun
2. Key Stage 2 – 7 hingga 11 tahun
3. Key Stage 3 – 11 hingga 14 tahun
4. Key Stage 4 – 14 hingga 16 tahun
Umumnya, key stage satu (1) dan dua (2)
berlangsung di sekolah dasar dan pada usia 11 tahun pelajar akan lanjut ke
sekolah menengah dan menyelesaikan key stage tiga
(3) dan empat (4).
Pelajar akan dinilai pada akhir setiap tahap. Penilaian paling penting
terjadi pada usia 16 ketika pelajar mengikuti GCSE atau General Certificate of Secondary Education. Setelah
pelajar menyelesaikan GCSE, mereka memiliki pilihan untuk melanjutkan ke
pendidikan lanjutan dan pendidikan tinggi, atau masuk ke dunia kerja.
Berikut ini penjelasan
lebih mendetil mengenai tahapan dari sistem pendidikan UK:
1. Pendidikan Dasar (Primary Education)
Pendidikan dasar di UK
dimulai pada usia 5 hingga usia 11 tahun, terdiri dari tahap Key stage satu (1) dan dua (2) di bawah sistem
pendidikan UK.
2. Pendidikan Menengah (Secondary Education)
Dari umur 11 sampai 16,
pelajar akan masuk sekolah menengah untuk tahap key stage tiga
(3) dan empat (4) untuk memulai mengambil GCSE. Pendidikan dasar dan menengah
merupakan suatu kewajiban di UK; setelah usia 16 tahun, pendidikan seterusnya
adalah opsional bagi pelajar. Pelajar biasanya mengambil sekitar sepuluh (10)
mata pelajaran yang dinilai (tergantung dari mata pelajaran yang diambil)
melalui kombinasi dari tugas dan ujian tertulis.
3. Pendidikan Lanjutan (Further
Education)
Setelah pelajar
menyelesaikan pendidikan sekunder, mereka memiliki pilihan untuk memperpanjang
ke pendidikan lanjutan untuk mengambil A-level, GNVQ’s, BTEC’s atau kualifikasi
lain seperti IB (International Baccalaureate) dan Cambridge Pre-U.
Pendidikan
lanjutan A Level biasa juga disebut sebagai Sixth Form berdurasi selama dua (2) tahun, ‘A’ Level (Advanced Level)
biasanya diikuti oleh pelajar usia 16 tahun atau setelah mereka memperoleh
GCSEs. Pelajar biasanya mengambil dua (2) sampai lima (5) subyek ‘A’ Level yang merupakan syarat penerimaan untuk
masuk ke universitas. Setiap subyek dinilai melalui ujian tertulis, tugas atau
keduanya.
Dengan sertifikat
GCE ‘A’ Level, pelajar dapat melanjutkan studi mereka ke
universitas ataupun college yang
menawarkan program kejuruan.
IB (The International Baccalaureate) setara dengan
GCE ‘A’ Level dan saat ini semakin banyak diminta
sebagai kualifikasi untuk mendaftar di universitas UK. Ujian untuk kualifikasi
ini dapat dilakukan di sekolah swasta atau negeri yang ada di UK.
4. Program Lanjutan (HND) & Pra-Universitas (Foundation Studies)
Program lanjutan (HND atau Higher National Diploma)
menawarkan program teknis dan keahlian, biasanya sekitar 1-2 tahun tergantung
dari jurusan dan sertifikasi yang dipilih. Kualifikasi yang diperoleh
adalah Certificate of Higher National Diploma atau Higher National Certificate.
Untuk pelajar lulusan
SMA kelas XII di Indonesia, umumnya universitas di UK mensyaratkan masuk
program A’ Level atau program Pra-Universitas (Foundation) sebelum meneruskan ke tahun pertama di
universitas (undergraduate degree). Bagi jurusan yang sulit seperti
kedokteran dan hukum, apalagi untuk top universitas di UK, pelajar
internasional diharuskan masuk ke program ‘A’ Level selama dua
(2) tahun sebelum program undergraduate.
5. Program Sarjana Profesional (Undergraduate
Degree)
Universitas pertama di
UK didirikan kurang lebih 800 tahun yang lalu, sehingga universitas di UK sudah
mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang sangat mendalam di bidang pendidikan.
Di Inggris, Irlandia
Utara dan Wales, program Sarjana S-1 pada umumnya diselesaikan dalam waktu tiga
(3) tahun. Adapun istilah ‘sandwich program‘ dimana pelajar menyelesaikan studi dua (2)
tahun di universitas, lalu tahun ketiga mereka melakukan riset atau magang
kerja di luar sekolah, kemudian pada tahun keempat mereka kembali ke
universitas untuk menyelesaikan S-1 mereka. Di Skotlandia program S-1 pada umumnya
berlangsung lebih lama, yaitu selama empat (4) tahun. Sementara untuk program
profesi seperti kedokteran berlangsung sekitar lima (5) sampai (6) tahun.
Penilaian dilakukan
melalui kombinasi dari tugas, partisipasi di seminar, ujian tertulis dan disertasi.
Setelah menyelesaikan program Sarjana S-1, gelar yang didapat adalah Bachelor seperti BA (Bachelor of Arts),
BEng (Bachelor of Engineering) dan BSc (Bachelor of Science).
Bagi yang ingin
mendaftar undergraduate degree, pelajar
diharuskan mendaftar lewat program UCAS (Universities and Colleges
Admission System) secara online.
6. Program
Pascasarjana Profesional (Postgraduate Degree)
Program S-2 (Master) di UK biasanya membutuhkan waktu singkat yakni
hanya satu (1) tahun, termasuk program MBA (Master of Business
Administration). Ini membuat pendidikan S-2 di UK menjadi sangat
kompetitif dibandingkan dengan negara lain yang memerlukan waktu dua (2) tahun.
Untuk program S-3 atau
Doktoral (PhD) waktu studi yang dibutuhkan yaitu tiga (3) tahun. Program MBA
didesain untuk meningkatkan kemampuan manajerial, kemampuan untukmenganalisa
masalah-masalah yang kompleks dan kemampuan untuk membuat keputusan strategis.
Terdapat beberapa program MBA yang didesain khusus untuk industri tertentu
(keuangan atau ritel) atau sektor tertentu (asuransi dan kerugian
pertahanan, e-business, public sector, dll).
2. Sistem pendidikan Nonformal Inggris (UK)
Berbagai program untuk orang dewasa dan Cuntinuing Education diselenggarakan
oleh “LEAs” (local education authorities), jurusan-jurusan ektra universitas, dan badan-badan
tertentu seperti Asosiasi PendidikanPara Pegawai. Pada umumnya kuliah-kuliah
diselenggarakan “part-time” (siang atau malam), tetapi ada sebagian yang
mengharuskan tinggal di kampus dalam waktu pendek, dan sebaian
kecil sekali ada yang arus tinggal di kampus dalam jangka waktu panjang pada
perguruan tinggi negeri. Amata kuliaj yang yang ditawarkan bervariasi besar
sekali, mulai dari pendidika aling dasae seperti tuis baca sampai pada mata
kuliah untuk mengambil ujian program akademik atau mata-mata kuliah vokasional.
Biaya pendidikan umumnya dutanggung oleh mahasiswa.
Universitas Terbuka (Open Unibersity, OU) tergolong pendidilan
nonformal yang mampu menawarkan berbagai program
akademik dengan berbagai gelar. Perkuliahan sebagian besar dilakukan di rumah
melalui korespondensi, telivisi dan radio. Tidak diperlukan kualifikasi
akademik formal untuk mendaftar di Universitas Terbuka ini, dan gelar diberikan
atas dasar jumah kredir yang diperoleh dengan sukses pada setiap fase
perkuliahan.
Pelayanan teradap generasi muda diadakan dengan tujuan untuk
meningkatkan pendidilan sosial secara informal pada waktu-waktu senggang sambil
membina pengembangan bakat mereka. Pelayanan ini diselenggarakan oleh berbagai
klab bekerja sama dengan pejabat pejabat setempat termasuk “LEAs” dan
bermacam-macam organisasi sukarela, tetapi itu bukanlah gerakan sukarela kaum
muda secara nasional. Kebanyakan kegiatan klab-klab difokuskan pada aktivitas
sosial dan rekreasi, sebagian bersifat pendidikan atau keagamaan.
F. Dinamika dalam Pengembangan Kurikulum
Di UK tidak ada
kurikulum yang ditentukan secara nasional, akan tetapi badan-badan yang
mengurus ujian serta yang mengawasi General Certificate of Education (atau
yang bersamaan) menghendaki kesamaan kurikulum pada tingkat sekolah menengah di
daerah mereka. Dalam prakteknya, tanggung jawab atas kurikulum
disekolah-sekolah negeri terletak pada guru-guru sendiri walaupun “l.e.a.s”
juga bertanggung jawab secara umum. Tekanan agar kurikulum punya relevansi yang
mantap datang dari berbagai pihak, termasuk dari orang tua murid,
“LEAs”,pemerintah, bahkan juga dari siswa-siswa sendiri.
Inspektur
Pendidikan (Her Majesty’s Inspectors of Schols, HMI) bertanggung jawab
kepada Menteri Pendidikan atad segala pengawasanya terhadpa sekolah-sekolah,
termasuk sekolah-sekolah swasta. Mereka memeriksa dan melaporkan asalah seluruh aspek
pendidikan di sekolah-sekolah ermasuk kurikuum. Mereka juga memberikan saran
dan nasihat kepada sekolah dan ”LEAs” serta kepada pemerintah. Disamping itu
‘l.e.a.s’ juga mempunyai inspektur, penasihat, dan perencana-perencana sendiri
untuk membantu sekolah yang berada di bawah wewenangnya, dan ‘l.e.a.s’ juga
membentuk pusat pertemuan guru-guru sebagai temat bagi mereka untuk bekerja
menyusun dan mengembangkan kurikulum serta kegiatan inservice training.
Bahan pelajaran
diadakan oleh berbagai lembaga-lembaga atau perusahaan, baik swasta maupun
pemerintah termasuk lembaga percetakan, guru-guru serta lembaga-lembaga
pendidikan tinggi. Di England dan Wales, Dewan Kurikulum dan Ujian-ujian Sekolah (Council
for Curriculum and Examinations), serta lembaga masyarakat yang punya
perhatian terhadap pendidikan mengembangkan dan menilai
bahan-bahan sesuai kurikulum, metode mengajar , dan ujian untuk sekolah dasar
dan menengah.
G. Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ada tiga cara untuk memperoleh
kualifikasi menjadi guru di UK:
a.
Mengikuti kuliah selama tiga tahun untuk Sertifikat Pendidikan
(nongraduate Certificate of Education)
b.
Tiga dan empat tahun kuliah untuk mendapatkan gelar Sarjana Muda
Pendidikan (Bachelor of Education)
c.
Satu tahun kuliah di tingkat pascasarjana bagi mereka yang
memiliki gelar pertama non kependidikan. Mulai tahun 1984, untuk memasuki
lapangan pekerjaan guru hanya melalui jalur pascasarjana.
Selama dalam pendidikan guru-guru dapat mengambil spesialisasi
dalam bidang-bidang tertentu atau dalam singkat misalnya, sekolah dasar atau
sekolah menengah. Di Scotland, guru-guru hanya boleh mengajar pada level yang
sesuai dengan kualifikasinya. Tidak ada kualifikasi mengajar formal yang dituntut
bagi guru-guru yang mengajar di pendidikan lanjutan (father education) dan
pendidikan tinggi.
Selama tahun 70-an, sektor non universitas penyelenggara
pendidikan guru di England dan Wales melakukan reorganisasi yang berdampak
terutama pada fakultas-fakultas yang secara khusus melaksanakan pendidikan
guru. Tindakan ini di ikuti dengan penyusutan jumlah tempat mengajar yang
sangat besar bagi guru-guru baru dari 80.000 dalam tahun 1976-1977 menjadi
46.000 dalam tahun 1981. Penyusutan ini diharuskan karena menurunnya jumlah
murid yang terjadi mulai akhir 1970-an dan berlanjut sampai akhir 1980-an.
Walaupun terjadi penyusutan secara besar-besaran dalam sistem
pendidikan guru, masih saja lebih banyak guru dari tempat mengajar yang
tersedia, sehingga banyak guru yang mengganggur. Akan tetapi pada bidang-bidang
tertentu terjadi pula kekurangan guru seperti pada bidang ilmu keolahragaan,
matematika, kerajinan, desain, dan teknik. Penyebab timbulnya kekurangan ini
cukup kompleks, dan jelas bahwa ini menggambarkan keadaan supali lulusan dan
persaingan dengan jenis lowongan pekerjaan lain. Rencana pemerintah dalam
menanggulangi kekurangan guru ini sudah disusun yang memungkinkan guru-guru
senior yang sudah matan serta orang yang sudah kualifikasi bisa diangkat menjadi
guru-guru spesialis.
H. Pembiayaan pendidikan
Belanja pendidikan dan ilmu pengetahuan dibandingkan
dengan seluruh anggota pemerintah Inggris ada tahun 1990
kurang lebih 14,1% sama dengan presentase 10 tahun sebelumnya. Jumlah ini
kira-kira 4,5% dari Gross Domestic Product (GDP). Sesungguhpun
pemerintah menganggarkan sebagian besar sumber pembiayaan pendidikan, dana ini
pada dasarnya dibelanjakan oleh ‘l.e.a.s’. pengeluaran oleh ‘l.e.a.s’
diperkirakan sebasar 17,272 juta Pound Sterling dibandingkan dengan pengeluaran
di pusat sebesar 3.647 juta Pounds Sterling yaitu 83% : 17 %.
Bagian terbesar pengeluaran sekolah adalah untuk gaji guru-guru dengan
proporsi kurang lebih 70% dari belanja keseluruhan. Politikteknik yang sekarang
menjadi universitas serta sekolah tunggi-tinggi lainya menerima anggaran
belanjanyamelalui Polytechnics and College Funding Council (PCFC). Dana
untuk universitas dan badan-badan penelitian guru disalurkan melalui program
‘l.e.a.s’ dan digunakan menurut prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Juga tersedia dana untuk pendidikan guru-guru yang bertugas mengajar para
imigran.
Seluruh biaya Departemen Pendidikan dan ‘l.e.a.s’ dibagi sebagai berikut
: untuk sekolah-sekolah 61%; untuk pendidikan tinggi termasuk akademi 29%;
pusat-pusat penelitian 4% dan untuk biaya administrasi 5,7%. Pada tahun 1991,
sebuah proposal diajukan untuk memberikan status lembaga sosial kepada seluruh
sekolah. Ini memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mendapatkan pembebasan
pajak atas aset-aset pendidikan. ‘l.e.a.s’ juga menerima dana dari
sumber-sumber lain, dan kira-kira 0% dari dana itu digunakan sendiri oleh
‘l.e.a.s’ untuk keperluan pendidikan dalam wilayahnya.
PENUTUP
Pendidikan di UK diatur dan diawasi oleh Department for Education dan Department for Business, Innovation and Skills.
Otoritas lokal bertanggung jawab menerapkan kebijakan untuk pendidikan dan
sekolah negeri di tingkat lokal. Di UK terdapat lebih dari 3.000
sekolah/institusi pendidikan yang menerima pelajar internasional di berbagai
level dengan ribuan pilihan bidang studi. Terdapat beragam akses pendidikan dan
pelatihan di UK, yang mengkombinasikan berbagai macam pilihan bidang studi
sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuan.
Di UK tidak ada kurikulum yang ditentukan secara nasional, akan
tetapi badan-badan yang mengurus ujian serta yang mengawasi General
Certificate of Education (atau yang bersamaan) menghendaki kesamaan
kurikulum pada tingkat sekolah menengah di daerah mereka.