STUDI TENTANG POTRET SISTEM
PENDIDIKAN
DI AMERIKA
SERIKAT
PENDAHULUAN
Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan di Amerika
Serikat sudah mantap dan hampir tidak punya masalah yang berarti. Anggapan ini
tentu didasarkan atas alasan-alasan yang kuat, seperti alasan kestabilan
politik dan ekonomi yang sangat berpengaruh pada pendidikan. Disamping itu
Amerika serikat sudah lama merintis dan melaksanakan sistem pendidikannya
sehingga banyak negara-negara lain menjadikan pendidikannya sebagai refrensi.
Bukan itu saja, banyak negara didunia mengirim warganya untuk belajar di
Amerika serikat, disamping di negara-negara lain, baik atas biaya pemerintah
maupun dengan tanggungan pribadi/siswa, atau melalui program-progam beasiswa
Amerika Serikat sendiri. Oleh karenanya di dalam makalah ini akan dibahas
mengenai potret sistem pendidikan di Amerika Serikat.
PEMBAHASAN
A.
Potret Sistem
Pemerintahan
Negara Amerika Serikat adalah suatu negara federasi/ serikat
yang memiliki 50 negara bagian dengan pusatnya Washington D.C yang
berbentuk republic .Sedangkan
sistem pemerintahan yang dianut adalah Sistem Pemerintahan Presidensial,
sehingga presiden disamping sebagai pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan
juga sekaligus sebagai kepala negara.
Adaya pemisahan kekuasaan yang tegas antara eksekutif,
legislatif dan yudikatif yang biasa disebut dengan “Separation of Power Teory”
yang diilhami ajaran Trias Politika dari Montesquieu yang mengajarkan bahwa
kekuasaan dalam suatu negara harus dipisahkan dalam 3(tiga) kekuasaan yaitu :
a. legislatief:
kekuasaan yang membuat Undang-Undang
Kekuasaan legislatif berada pada parlemen yang disebut dengan
Konggres(congress). Konggres
terdiri dari 2 kamar, yakni Senat
dan House of Representatif. Anggota Senat(perwakilan negara bagian) perwakilan tiap tiap negara bagian
masing-masing 2. jadi ada 100 senator. Sedangkan House of Representatif (DPR) ditentukan berdasarkan jumlah
penduduk.
b.Eksekutif : kekuasaan yang menjalankan Undang-Undang.
Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden yang dipilih oleh
rakyat. Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Presiden dan wapres dipilih melalui Pemilu, sehingga tidak bertanggung jawab
pada Kongres.tetapi jika presiden dinyatakan melakukan kejahatan dan pelanggran
berat(high crimmines and misdemeasnors),yaitu kegiatan melawan negara seperti penghianatan,korupsi
besar ,dll maka presiden bisa dipecat (impeachment)
c.Yudikatif : kekuasaan yang mengawasi jalannya UU dan
menjatuhkan
sanksi bagi pelanggar UU.
Kekuasaan yudikatif berada pada Mahkamah Agung (Supreme of Court) yang bebas dan
merdeka ,tidak bisa dipengaruhi oleh kekuasaan lainnya. Hal ini dilakukan dalam rangka agar tercipta adanya check and balance sehingga
tidak ada kekuasaan yang terlalu dominan.[1]
B.
Kondisi Demografi dan Potensi Income Negara
a.
Kondisi Demografi
Negara yang
berpenduduk nomor tiga di dunia ini, terdiri dari 50 negara bagian. Luas
daerahnya kurang lebih 9,4 juta km persegi. Kombinasi geografis dan demografiis
mengakibatkan terjadinya variasi yang sangat besar antara daerah yang satu
dengan dan daerah yang lain. Negara bagian Alaska misalnya merupakan daerah
yang paling luas (590.000 mil persegi) tetapi berpenduduk yang terkecil
jumlahnya, yaitu sekitar 406.000 orang. Sementara negara bagian Rhode Island
merupakan yang terkecil namun berpenduduk terpadat di Amerika Serikat. Oleh
sebab itu, pemerintah negara-negara bagian menghadapi kondisi yang sangat
berbeda dan tentunya mempunyai persoalan yang berbeda pula dalam pengadaan
sekolah sebagai tempat kegiatan pendidikan formal.[2]
Keberagaman
Amerika berasal dari kenyataan bahwa negeri ini sangat luas dan memiliki
berbagai jenis daratan, iklim dan manusia. Amerika serikat membentang sepanjang
2.575 km dari utara ke selatan dan 4.500 km dari timur ke barat. Hutan
belantara di pegunungan pantai timur laut mendapat surah hujan lebih dari 250
cm setiap tahun. Sebaliknya, padang pasir dibarat daya mendapat curah hujan kurang dari 13 cm setiap
tahun. Hampir semua pengunjung dari negara manapun akan menemukan bagian-bagian
Amerika Serikat yang mengingatkannya pada negaranya. Ada hutan-hutan cemara
berbintik-bintik danau dan puncak-puncak gunung yang diselimuti salju. Ada
padang-padang rumput dengan sungai-sungai kecil dan pohon-pohon, karang-karang
laut yang terjal, daratan-daratan luas yang berumput, bentangan luas tanaman
anggur pantai-pantai berpasir, serta sungai yang luas dan panjang menghiasi
kekayaan alamnya.[3]
b.
Potensi Income Negara
Ekonomi Amerika mengikuti pola kapitalis dalam arti usaha bebas.
Oleh karena itu, sektor swasta memainkan peran yang penting bagi pertumbuhan
ekonomi Amerika. Pemerinatah terlibat dalam ekonomi negara tersebut pada batas
tertentu dalam pengaturan dan pembinaan, sedangkan individu selalu dapat
memilih untuk siapa mereka
bekerja dan apa yang aka mereka beli. Di Amerika kebanyakan orang adalah
konsumen sekaligus produsen , mereka juga pemilih yang memengaruhi keputusan
pemerintah. Campuran antara konsumen, produsen dan pemerintah senantiasa
berubah sehingga menghasilkan ekonomi yang dinamis. Di Amerika jumlah penyedia
jasa lebih besar daripada penghasil barang pertanian ataupun barang pabrik.
Secara umum ada tiga jenis usaha: pertama, yang didirikan
dan dikelola langsung oleh satu pemillik atau wiraswastawan. kedua,
kongsi dengan dua orang atau lebih yanng berbagi risiko atau laba dalam sebuah
usaha dan ketiga, perusahaan besar dengan para pemegang saham sebagai
pemilik yang dapat membeli atau menjual sahamnya setiap saat di pasaraan bebas.
Umumnya perusahaan besar Amerika menjangkau pasar internasional melalui ekspor-impor
komoditi yang vital bagi kebutuhan masyarakat.
Ekspor selalu memegang peran penting dalam berbagai sektor kehidupanan ekonomi Amerika, terutama
pertanian. Impor memiliki peran yang sedikit lebih kecil. Produk Amerika
bergantung pada kondisi ekonomi global sehingga untuk menumbuhkan ekonominya,
Amerika perlu memperlakukan mitra usaha
yang umunya negara sedang berkembang sebagai partner yang saling
membutuhkan, bukan intervensi atau eksploitasi alam oleh kekuasaan ekonomi
monopoli negara tertentu.[4]
C.
Filsafat pendidikan dan Orientasi Pendidikan
Karakteristik utama sistem
pendidikan Amerika Serikat ialah sangat menonjol desentralisasi. Pemerintah
federal, negara bagian, dan pemerintah memiliki aturan dan tanggung jawab
administratif masing-masing yang sangat jelas. Ada ketentuan dan aturan pemerintah federal mengenai
kelompok-kelompok minorasional dan orang-orang cacat. Amerika serikat tidak
mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau yang berupa nasional. Namun
demikian, bukan berarti bahwa pemerintah federal tidak memberikan arah dan
pengaruhnya terhadap masalah-masalah pendidikan. Pemerintah federal ikut
mengupayakan menghilangkan sistem sekolah yang memisahkan sekolah berdasarkan
ras, khususnya antara anak-anak dari ras kulit hitam dan ras kulit putih,
menyamakan alokasi pendanaan sekolah, menyediakan akses pendidikan bagi
anak-anak dari keluarga miskin dan penyandang cacat.
Kebijakan utama mengenai
pendidikan berada pada pemerintah negara bagian dan daerah. Terdapat 50 negara
bagian dan 15,358 distrik, dan sebanyak itu local school board yang
masing-masing mempunyai aturan dan sistem pendidikan. Tujuan sistem pendidikan
Amerika secara umum dirumuskan
sebagai berikut:
a.
Untuk mencapai kesatuan dalam kebinekaan
b.
Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi
c.
Untuk membantu pengembangan individu
d.
Untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat
e.
Untuk mempercepat kemajuan nasional.[5]
D.
Kebijakan di bidang pendidikan agama
Sistem pendidikan yang dianut
di Amerika yaitu sistem sekuler diduga memberi dampak atas keadaan ini.
Sekularisme yang memisahkan agama dan negara berwujud tidak diajarkannya mata
pelajaran agama disekolah-sekolah negeri, dan tidak ada kegiatan keagamaan
dalam sistem pendidikan formal. Kegiatan dan pendidikan keagamaan adalah urusan
pribadi masing-masing dan dilaksanakan melalui gereja-gereja dan tempat-tempat
ibadah lainnya atau diselenggarakan oleh lembaga-lembaga swasta. Pada dasarnya
tidak ada dana pemerintah untuk pendidikan keagamaan.[6]
Pemerintah pusat dan daerah
di Amerika Serikat tidak mencampuri urusan pendidikan keagamaan dari
masing-masing organisasi gereja, karena masalah agama bukan urusan pemerintah,
melainkan urusan pribadi rakyat Amerika. Antara agama dan negara benar-benar
dipisahkan. Warga negara Amerika diberi kebebasan memeluk agama yang
dipilihnya.[7]
E.
Kebijakan
di bidang manajemen pendidikan formal
1.
Pendidikan dasar
Pendidikan
dasar di Amerika Serikat berjenjang dari Kindergarten hingga Fithh
grade (Kelas 5), tetapi terkadang juga berjenjang hingga Fourth grade
(kelas 4), Sixth grade (kelas 6) atau eighth grade (kelas 8)
tergantung sisitem kurikulum pada school district tersebut. Kurikulum
pembelajaran dipilih oleh school district mengacu pada standar
pembelajaran di Negara bagian tersebut. Standar pembelajaran adalah tujuan yang
harus dicapai oleh School district yang harus mengacu pada AYP
(Adequate yearly program).
Suasana pembelajaran pada sekolah dasar di
Amerika Serikat berbeda dengan pembelajaran pada sekolah di Indonesia. Satu
kelas terdiri dari dua puluh higga tiga puluh siswa. Guru Sekolah dasar di
Amerika Serikat dibekali pendidikan lanjutan mengenai perkembangan congnitive
and psychological development. Guru-guru di Amerika Serikat telah
menyelesaikan pendidikan lanjutan Sarjana dan atau Pasca Sarjana (Bachelors
and/or Masters degree) dalam bidang Early Childhood and Elementary
Education.
2. Pendidikan Menengah
Jenjang
pendidikan menengah di Amerika Serikat dibagi menjadi dua tahap (middle
school/ junior high) mulai pada jenjang sixth, seventh, eighth and
ninth grade (kelas 6, 7, 8, 9). Jenjang pendidikan pada middle school/
junior high (grade/kelas) di tentukan oleh faktor demografi
seperti jumlah usia siswa sekolah menegah. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan populasi siswa sekolah yang stabil. Pada jenjang ini,
siswa diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang dikehendaki dan
menggunakan system kelas berpindah (moving class).
Senior
High(kelas
9,10,11,12) adalah jenjang lanjutan setelah middle school/ junior high,
biasanya Jenjang ini dimulai dari ninth grade (freshman), tenth
grade(sophomores), eleventh grade(Juniors), twelfth grade(seniors). Perlu
diketahui bahwa jenjang middle school/Junior high dan Senior high berbeda-beda
di setiap Negara bagian, mengacu pada demografi usia siswa di Negara bagian
tersebut.
Pendidikan
menengah memiliki struktur kurikulum yang berbeda dengan di Indonesia. Pada
jenjang ini, siswa diwajibkan mengabil sejumalah mata pelajaran wajib (mandatory
subjects) dan memilihi mata pelajaran pilihan (electives).
Mata
pelajaran wajib (mandatory subjects) meiliputi :
a.
Science (Ilmu
pengetahuan alam) meliputi Biologi, Kimia dan Fisika
b.
Mathematics
(Matematika) meliputi aljabar, geometri, pre-calculus dan statistika
c.
English (pelajaran
bahasa inggris) meliputi sastra, humaniora, mengarang dan verbal(praktek)
d.
Physical education
(Olahraga)
Mata
pelajaran pilihan (electives) meliputi:
a.
Atletics
meliputi cross country, football, basketball, track and field, swimming,
tennis, gymnastics, waterpolo, soccer, softball, wrestling, cheerleading,
volleyball, lacrosse, ice hockey, fieldhockey, crew, boxing,
skiing/snowboarding, golf, mountain biking, marching band
b.
Career and Technical Education meliputi agriculture/agriscience, Business/Marketing, Family and
Consumer Science, Health occipations
c.
Computer word processing
meliputi programing and design
d.
Foreign langguages meliputi
bahasa Spanyol dan Perancis (umum) Bahasa Cina, Latin, Yunani, Jerman, itali
dan Jepang (tidak umum)
e.
Performing Arts/Visual Arts meliputi, paduan suara, band, orchestra, drama, seni rupa,
fotografi, ceramics dan dance
f.
Publishing
meliputi Journalisme/ Koran siswa, buku tahunan dan majala siswa.
F.
Dinamika dalam pengembangan Kurikulum
Di Amerika Serikat tidak ada
kurikulum nasional yang resmi. Bagian pendidikan negara bagian menggariskan
kurikulum dengan tingkat variasi yang cukup besar dan memberikan peluang kepada
daerah setempat untuk menampung kekhususan lokal dan perbedaan individu.
Disamping itu para ahli mata pelajaran, profesor bidang studi tertentu,
penyusun buku teks pelajaran dan organisasi guru-guru ikut mendorong ke arah
penyeragaman kurikulum secara nasional.
Pada awalnya sekolah-sekolah
di Amerika sangat dipengaruhi oleh agama dan sangat terfokus pada ketrampilan
dasar tulis baca. Pada akhir abad ke-19, muncul tuntutan untuk mengubah
kurikulum dan metode mengajar dengan mengarahkan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan
murid yang berbeda-beda (intelektual, sosial, fisik dan emosional). Dengan
demikian muncul muncul inovasi-inovasi baru seperti perluasan kurikulum
terintegrasi, metode mengajar yang berpusat pada murid, pengajaran atas dasar
kemampuan dan minat individu dan sekolah alternatif.
Kemajuan IPTEK menjadi
dorongan untuk inovasi-inovasi baru
terutama dalam metode pengajaran dan mata pelajaran baru seperti studi etnis,
pendidikan lingkungan, pendidikan seks dan lain sebagainnya.[8]
G.
Pengembangan
pendidik dan tenaga kependidikan
1.
Dosen perguruan tinggi
a.
Kualifikasi dan pengangkatan
Kualifikasi Doktor (S-3) merupakan prasyarat untuk menjadi dosen
pada perguruan tinggi Amerika Serikat, dan pengecualian hanya dilakukan bagi
orang-orang di bidang seni, dan pribadi-pribadi yang memiliki profesi luar
biasa.
Pengangkatan dosen baru, perpanjangan dan pengakhiran kontrak dan
kenaikan pangkat biasanya didasarkan atas rekomendasi dosen tetap jurusan.
Keputusan atau rekomendasi ini biasanya diriview oleh tim khusus di fakultas
dan selanjutnya diriview lagi oleh tim tingkat universitas.
Pada pengangkatan pertama, pangkat seorang dosen ditetapkan
berdasarkan kualifikasi pendidikan, pengalaman, reputasi mengajar, penelitian
dan publikasi.[9]
b.
Kepangkatan
Pangkat
dosen perguruan tinggi Amerika Serikat yang sering dipakai adalah:
a)
Lecturer: biasanya adalah dosen tidak tetap yang ditunjuk mengajar
dalam disiplin ilmu tertentu dalam semester tertentu.
b)
Adjunct Professor: biasanya diberikan kepada dosen tidak tetap
seperti dosen tamu.
c)
Instructor merupakan pangkat awal baik bagi dosen tetap maupun yang
dalam jalur menjadi dosen tetap yang bukan berkualifikasi Doktor atau dosen
kontrak yang bukan doktor.
d)
Assistant Professor: seseorang yang berkualifikasi Doktor namun
belum berpengalaman.
e)
Associate Professor: setelah bertugas selama 5-7 tahun dan setelah
persyaratan terpenuhi.
f)
Professor: pangkat akademik tertinggi yang diberikan kepada
seseorang yang mengajar, keahlian dan sumbagannya cukup signifikan terhadap
pengembangan institusi dan ilmu pengetahuannya.
g)
Professor Emeritus: pangkat kehormatan yang diberikan kepada
seseorang karena pelayanannya yang luar biasa dan lama kepada institusi.
2.
Guru pendidikan dasar dan menengah
Pengangkatan guru merupakan pemerintah negara dan masing-masing
negara bagian mempunyai ketentuan sendiri mengenai persyaratan untuk memperoleh
sertifikat mengajar. Semua negara bagian mempersyaratkan diploma sarjana Muda
bagi seorang guru dalam bidang studi tertentu.[10]
H.
Pembiayaan Pendidikan.
Sumber keuangan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar dan menengah pemerintah terutama berasal dari daerah
kabupaten dan sumber-sumber lokal lainya yang sebagian berasal dari pajak bumi
dan pajak-pajak negara bagian. Alokasi
dari negara-negara bagian akhir-akhir ini meningkat, dari National Ceter For
Edtucation Statistics, U.S Departement of Education yang dimuat dalam The World
Almanac 2000 and Book Facts tercatat besarnya anggaran yang tersedia untuk
pendidikan dasar dan menengah pemerintah, termasuk TK adalah US$ 96,881 juta
tahun 1980. Dan pada tahun 1997 meningkat sebesar 315%.
Anggaran pemerintah federal
untuk pendidikan tinggi juga meningkat, terutama bagi pendidikan kejuruan
teknik dan pendidikan bagi orang-orang yang kembali ke kampus untuk belajar.
Kontribusi pemerintah federal kepada pendidikan tinggi, baik negeri maupun
swasta kurang lebih 13,7%, pemerintah negara bagian menyumbang 1/3 dari
keseluruhan biaya dan dari sumber lain kurag lebih 50%.
Pada umumnya beban biaya
pendidikan yang diperuntukan bagi mahasiswa negeri lebih berat dibanding beban
biaya untuk mahasiswa swasta, kurang lebih 2:1 dan biaya itu naik kira-kira 10%
setiap tahunnya. Diperkirakan 50% dari mahasiswa yang masuk perguruan tinggi
memperoleh bantuan keuangan dalam bentuk beasiswa , penghapusan sebagian atau
seuruh pembiayaan sekolah atau pemberian pinjaman berjangka panjang dengan
bunga rendah.[11]
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa karakteristik utama sistem pendidikan Amerika Serikat ialah
sangat menonjol desentralisasi. Pemerintah federal, negara bagian, dan
pemerintah memiliki aturan dan tanggung jawab administratif masing-masing yang
sangat jelas. Ada ketentuan dan aturan
pemerintah federal mengenai kelompok-kelompok minorasional dan orang-orang
cacat. Amerika serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau
yang berupa nasional. Namun demikian, bukan berarti bahwa pemerintah federal
tidak memberikan arah dan pengaruhnya terhadap masalah-masalah pendidikan.
Pemerintah federal ikut mengupayakan menghilangkan sistem sekolah yang
memisahkan sekolah berdasarkan ras, khususnya antara anak-anak dari ras kulit
hitam dan ras kulit putih, menyamakan alokasi pendanaan sekolah, menyediakan
akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan penyandang cacat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1986. Ilmu
Perbandingan Pendidika. Cet-1. Jakarta:
Golden Terayon Press.
Rachman Assegaf,Abd. 2003. Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa
Perbandingan di Negara-Negara
Islam dan Barat. Yogyakarta: Gama Media.
Syah Nur,Agustiar. 2001. Pebandingan Sistem Pendidikan 15 Negara.
Bandung: Lubuk Agung.
http://herrypkn.blogspot.com/2012/08/sistem-pemerintahan-amerika-serikat.html, diakses pada sabtu 11
April 2015 pukul 16:27.
[1] http://herrypkn.blogspoti.com/2012/08/sistem-pemerintahan-amerika-serikat.html, diakses pada
sabtu 11 April 2015 pukul 16:27.
[2] Agustiar Syah
Nur, Pebandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2001),
hlm. 13-14.
[3] Abd Rachman
Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan di Negara-Negara
Islam dan Barat, (Yogyakarta: Gama Media, 2003), hlm. 220.
[4] Ibid.,
hlm.225-228.
[5] Agustiar Syah
Nur, Op, Cit., hlm.14-15.
[7] Arifin, Ilmu
Perbandingan Pendidikan, Cet-1,(Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hlm.
76
[8] Agustiar Syah
Nur, Op, Cit., hlm. 26-27.
[9] Ibid. Hlm.23-24
[10] Ibid., hlm.
25-26.
0 komentar
Posting Komentar