BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana
ilmu-ilmu yang lain, Filsafat juga
memiliki objek materiil dan juga objek formal. Objek materiil adalah sesuatu
yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan. Objek formal
adalah pendekatan yang dipakai dan mengkaji ojek materiil yang sedemikian khas
sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang yang bersangkutan.
Filsafat
berangkat dari pengalaman konkret manusia dalam dunianya. Pengalaman manusia
sungguh kaya dengan segala sesuatu yang tersirat yang ingin dinyatakan secara
tersurat.
Dalam filsafat,
ada filsafat pengetahuan. “segala manusia ingin mengetahui” itu kalimat pertama
Aristoteles dalam Metaphysicha.
Filsafat menggali kebenaran, kepastian, objektivitas, abstraksi,
intuisi dari asal pengetahuan dan arah pengetahuan.
Pernyataan
tentang filsafat dan agama adalah pertama masing-masing memiliki pengikut yang
menyakini atas keyakinan yang dianutnya. Kedua Agama-filsafat merasa perlu
menyebarkan ajaran-ajarannya sehingga terbentuk sikap atas apa yang
diyakininya, terbentuk tindakan dan pandangan hidup masing-masing penganutnya.
Adapun perbedaannya adalah Agama berasal dari tuhan yang memberikan wahyu dan
petunjuk kepada haba- Nya berupa peraturan tentang cara hidup lahir batin dan
menekankan rasa iman dan kepercayaan. Filsafat berasal dari buah pikiran
radikal manusia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian Filsafat
2.
Hubungan antara Filsafat
dengan ilmu pengetahuan
3.
Hubungan antara Filsafat dengan Agama
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Filsafat
1.
Arti secara etimologi
Filsafat
dijabarkan dari perkataan “philosophia”. Perkataan ini berasal dari
bahasa yunani merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan sophia; philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu
ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; sophia artinya kebijakan yang artinya pandai,
pengertian yang mendalam.[1]
2.
Arti secara Terminologi
Arti
termonologi maksudnya arti yang dikandung oleh istilah atau statemen ‘Filsafat’.
Lantaran batasan itu banyak maka muncul pula berbagai definisi yang berbeda
dari para filosof, antara lain :
a.
plato
filsafat adalah pengetahuan yang bermnat untuk mencapai pengetahuan
mencapai kebenaran yang asli.
b.
aristoteles
filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang
terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan estetika.
c.
Al farabi
Ilmu
atau pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
d.
Rene Descrates
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana tuhan alam dan
manusia menjadi pokok penyelidikan nya.
e.
Ir. Poejawijatna
Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk
mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran
belaka.[2]
Dengan memperhatikan devinisi-definisi diatas
dapat ditarik bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidki segala
sesuatu yang ada secara mendalam dalam mempergunakan akal sampai pada
hakikatnya. Filsafat bukanya mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi
yang dicari adalah hakikat dari suatu fenomena.
B.
Hubungan Antara Filsafat Dan Ilmu Pengetahuan
1.
Definisi Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan diambil dari bahasa Inggris science, yang berasal dari
bahasa latin scientea dari bentuk kata kerja scire yang berarti
mempelajari, mengetahui. Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami
perluasan arti sehingga menunjuk pada segenap pengetahuan sistematik.
The Liang Gie (1987)
membrikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktifitas penelaahan yang mencari
penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris
mengenai dunia ini dala berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan
sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.[3]
Filsafat
dan ilmu merupakan hasil daripada berpikir manisia secara sadar, sedangkan
dilihat dari segi prosesnya filsafat dan ilmu menunjukan suatu kegiatan yang
berusaha untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia (untuk
memperoleh kebenaran dan pengetahuan), dengan menggunakan metode-metode atau
prosedur-prosedur tertentu secara sistematis dan kritis.
2.
Hubungan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Ada beberapa hubungan antara filsafat dan ilmu yaitu :
Ø Banyak ahli
filsafat yang termashur, telah memberikan sumbangannya dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, misalnya Leibniz menemukan “ Diferensial calculus”, White head dan
Bertrand Russel dengan teori matematikanya yang terkenal.
Ø Filsafat dan
ilmu pengetahuan keduanya menggunakan metode-metode reflective thinking di
dalam menghadapi fakta-fakta hiduo dan
dunia ini.
Ø Filsafat dan
ilmu keduanya menunjukan sikap kritis dan terbuka,dan memberikan perhatian yang
tidak berat sebelah terhadap kebenaran.
Ø Keduanya
tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisir dan tersusun secara sistematis.
Ø Ilmu memberi
filsafat sejumlah bahan-bahan deskriptif dan faktual serta esensial agi
pemikiran filsafat.
Ø Ilmu mengoreksi
filsafat dengan jalan menghilangkan sejumlah ide-ide yang bertentangan dengan
pengetahuan yang ilmiah.
Ø Filsafat
merangkum pengetahuan yang terpotong-potong yang menjadikan bermacam-macam ilmu
dan berbeda-bedadan menyusun bahan-bahan tersebut kedalam suatu pandangan
tentang hidup dan dunia yang lebih menyeluruh dan terpadu.[4]
C.
Hubungan Antara Filsafat dan Agama
1.
Pengertian Agama
Istilah agama
sama dengan pengertian religion dalam bahasa Inggris. Agama bertitik tolak dari
adanya suatu kepercayaan terhadap sesuatu yang lebih berkuasa, lebih agung,
lebih mulia darpada makhluk. Pertama Agama diidentifikasikan terhadap
supernatural. Secara populer agama di artikan sebagai kepercayaan terhadap
tuhan.
Kedua agama
diidntifikasikan denga kepercayaan atau keyakinan. Keyakinan agama
mencerminkan keyakinan atau kepercayaan yang berlangsung diluar apa yang telah
kita alami pada masa yang silam dan masa yang akan datang.
2.
Hubungan Filsafat dan Agama
Mengenai
hubungan filsafat dan agama pendapat-pendapat para ahli sangat berlain-lainan.
a)
Ada yang mengatakan :Filsafat
berdasarkan dan berpangkalan pada wahyu (revelation) dari Tuhan konsekuensinya
ialah : Filsafat bukanlah suatu ilmu yang berdiri sendiri, yang otonom, tidak
berdasarkan kodrat akal budi manusia, melainkan sama sekali tergantung dari dan
ditentukan isinya oleh agama.
Eksistensi filsafat menjadi : “Filsafat Agama”. Dalam eksistensinya yang
demikian ini filsafat agama dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
v Filsafat agama
pada umumnya. Ini adalah hasil pemikiran dasar-dasar agama yang bersifat
analitis rasional dan kritis, tetapi bebas (terlepas) dari ajaran-ajaran agama.
Dalam pembahasannya tentang ajaran-ajaran agama di suatu pihak bersifat
membenarkan dann dilain pihak bisa bersifat mengingkarinya atau menentangnya.
v Filsafat
sesuatu agama atau theologi (ilmu pengetahuan) membahas dasar-dasar yang
terdalam tentang sesuatu agama tertentu, misalnya : theologi islam, theologi
naasrani dan theologi yahudi. Pebahasannya masing-masing tidak lagi
mempermasalahkan kebenaran agama yang dibahasnya itu, karena telah diterima
sepenuhnya sebagai sifat kebenaran.
b)
Ada pula yang mengatakan : yang ada pada kita yaitu hanyalah akal budi manusia saja: Agama
dan kepercayaan mereka anggap “kolot” atau “ketinggala zaman” paling banter
hanya “perasaan” saja.
D.
Perbandingan Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Agama
Adapun titik
persamaan dari tiga buah sumber atau wadah kebenaran (obyektivitas) yaitu imu
pengetahuan filsafat dan agama adalah sebagai berikut :
1.
Ketigannya merupakan sumber atau wadah kebenaran (obyektifitas )
atau bentuk pengetahuan.
2.
Dalam pencarian kebenaran (obyektifitas) ketiga bentuk pengetahuan
itu masing-masing mempunyai metode, sistem dan mengolah obyeknya sampai habis.
3.
Ilmu pengetahua bertujuan mencari ebenaran tentang microcosmos
(manusia), mcrocosmos (alam) dan eksistensi tuhan atau Allah.
Agama bertujuan untuk kebahagiaan umat manusia dunia akhiran dengan
menunjukan kebenaran asasi dan mutlak baik manusia, alam maupun Allah itu
sendiri.
Disamping itu terdapat pla titik perbedaannya yaitu :
1.
Sumber kebenaran pengetahuan dn filsafat adalah sama, keduannya
dari manusia itu sendiri dalam arti pekiran pengalaman dan intuisinya.
2.
Approach (pendekatan) kebenaran ilmu pengetahuan dengan jalan riset
(research) pengalaa (empiri) percobaan (eksperimen) sebagai tolak ukurnya.
3.
Sifat kebenaran ilmu pengetahuan aflah positif sampai saat ini dan
nisbi (relatif).
4.
Tujuan ilmu pengetahuan hanyalah bersifat teoritis dan umumnya
pengamalannya unuk tujuan ekonomi praktis atau kenikmatan jasmani manusia.
Tujuan filsafat adalah kecintaan pengetahuan yang bijaksana
(sophos) dengan hasil kedamaian dan kepuasan jiwa.
Tujuan agama adalah kedamaian keharmonisan keselamatan kebahagiaan
keridhoan (keselamatan dalam Islam istilahnya : “salam” seperti ucapan Allah
pada ahli surga di akhirat).[5]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Filsafat itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa, tapi
mengatasinya dilakukan dengan cara yang ilmiah dan mempertanggungjawabkan
jawaban-jawaban yang diberikannya.
2.
Para ilmuan dan filosof tidak mengetahui suatu rahasia untuk
memperoleh pengetahuan yang tertutup untuk orang banyak. Begitu juga ilmu
berbeda sifatnya dengan common sense, dimana ilmu sifatnya lebih kritikal,
lebih mendalam, lebih terkontrol dan sangat ketat dalam penelitian dan
penganalisisannya.
3.
Filsafat juga berkaitan dengan agama dan persoalannya, karena
kedua-duanya merupakan tuntutan dari kodrat kita dalam usahanya mencapai
kebenaran dan kebahagiaan dan pengetahuan yang mendalam tentang hakikat dunia
dan manusia. Maka dengan ini nampaklah bahwa filsafat manantikan agama sebagai
penyempurnaannya, sekalipun penyempurnaan itu terletak lapangan lain
ditingkatan yang lain jadi diluar lapangan khusus dari filsafat.
B.
KOMENTAR KELOMPOK
Dari
kami kelompok penyusun makalah ini setuju ataupun sepakat dengan pendapat dan
pemikiran-pemikiran para filosof diatas. Bahwasanya antara filsafat, ilmu
pengetahuan dan agama ada hubungan ataupun keterkaitan satu sama lain. Dimana
filsafat, ilmu pengetahuan, dan agama, dalam mencari kebenaran ketiganya
mempunyai metode, sistem dan objek masing-masing . Filsafat dan ilmu
pengetahuan menggunakan metode yang terorganisir dan tersusun secara
sistematis. Filsafat dan agama keduanya merupakan kodrat kita dalam mencapai kebenaran
dan pengetahuan. Dan ketiganya merupakan wadah kebenaran, dasar, sumber dan
bentuk pengetahuan yang harus kita ketahui dan kita pelajari didalam menuntut
ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Salam,
Burhanuddin. Pengantar filsafa. Jakarta : Bumi Aksara. 2009.
Surajiyo. Filsafat
Ilmu dan Perkembangan di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara. 2010.
Tafsir, Ahmad. Filsafat
Umum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2005.
Russel,
Bertrand. Sejarah Filsafat Barat. Yokyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
2007.
Sofyan, Ayi. Kapita
Selekta Filsafat., Bandung : Pustaka Setia. 2010.
0 komentar
Posting Komentar